Kenapa orang seringkali mengganti setang piston atau mengukur
perbandingan panjang setang mereka dengan nilai stroke? Mungkin mereka
berharap perubahan, untuk mendapat lebih banyak TORSI dan berharap
TENAGA pula. Pengalaman akan memberikan mereka pembelajaran penambahan
torsi di sebuah tempat dan kehilangan lebih banyak disana-sini, tapi
tetap masih akan banyak orang yang mencoba.
Sering mendengar rumor, semakin panjang setang piston = makin besar
torsi di RPM rendah dan menengah atau sebaliknya. Balik ke pemahaman
dasar, pabrikan mempekerjakan engineer cerdas, pintar, sarjana,
profesor, dan desainer handal untuk melakukan yang terbaik apalagi di
masa modern ini untuk menciptakan paket mesin yang sangat powerful dan
efisien! Tentu saja mereka juga memikirkan daya tahan, Untuk apa
menciptakan mesin dengan tenaga 10 % lebih besar dengan harga usia pakai
50% lebih rendah? Bukan Begitu! Kamu tidak akan mendapat sesuatu untuk
hal yang tidak berguna, semua ada harganya! Bisa saja saya membuatkan
desain kem dengan TENAGA besar di RPM tinggi, tapi dosa bagi saya jika
merendahkan dan mengkritik para desainer noken as standard pabrikan.
Karena tujuan mereka menciptakan noken as itu untuk tujuan berbeda, dan
seringkali penggunaan untuk RPM rendah – tengah.
Begitupula banyak mekanik yang mengatakan mesin dengan setang piston
pendek adalah sebuah kerugian! Saya disini ada untuk memberitahukan
bahwa mereka yang berkata sampah seperti itu haruslah malu pada diri
sendiri – bukan hanya karena desainer tim pabrikan memiliki originalitas
desain dan criteria dalam mencapai tujuan. Mungkin kata-kata saya
mengejutkanmu, kamu tidak akan mencapai tingkat peningkatan TENAGA hanya
dengan memperpanjang setang piston, karena kompresi, durasi kem dan
aliran flow kepala silinder berubah. Sudut titik mati kruk as berubah,
dan ini merubah semuanya.
Pada kenyataanya, mungkin akan mengejutkanmu, bagaimana Suzuki Smash
bisa kencang dipakai roadrace oleh Ibnu Sambodo, dan jika kamu
memperhatikan lomba drag bike tanah air, bagaimana bisa sebuah Honda
Astrea Prima dengan kapasitas silinder hanya 105cc dan stroke lebih
pendek daripada Yamaha Jupiter bisa menembus 8,9 detik pada lintasan 201
meter dengan capaian top speed lebih tinggi. Kenapa? Karena dengan
stang pendek akan ada kesempatan beberapa saat di TMB piston berhenti ( 2
– 3 derajat ) sehingga dengan setang piston pendek kamu bisa menambah
durasi katub masuk menutup hingga 4 derajat lebih lama ( 2 derajat di
open & 2 derajat di close point ).
Hanya mekanik handal yang sudah lelah bereksperimen dengan
perbandingan kruk as, stroke, dan panjang setang piston sehingga mampu
memanfaatkan penggunaaan setang piston panjang maupun pendek sehingga
mereka tidak terjebak pada kesalahan menentukan durasi noken as.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar