Pencarian

Kamis, 26 Januari 2012

NOKEN AS VS STROKE





Kenapa orang seringkali mengganti setang piston atau mengukur perbandingan panjang setang mereka dengan nilai stroke? Mungkin mereka berharap perubahan, untuk mendapat lebih banyak TORSI dan berharap TENAGA pula. Pengalaman akan memberikan mereka pembelajaran penambahan torsi di sebuah tempat dan kehilangan lebih banyak disana-sini, tapi tetap masih akan banyak orang yang mencoba.
Sering mendengar rumor, semakin panjang setang piston = makin besar torsi di RPM rendah dan menengah atau sebaliknya. Balik ke pemahaman dasar, pabrikan mempekerjakan engineer cerdas, pintar, sarjana, profesor, dan desainer handal untuk melakukan yang terbaik apalagi di masa modern ini untuk menciptakan paket mesin yang sangat powerful dan efisien! Tentu saja mereka juga memikirkan daya tahan, Untuk apa menciptakan mesin dengan tenaga 10 % lebih besar dengan harga usia pakai 50% lebih rendah? Bukan Begitu! Kamu tidak akan mendapat sesuatu untuk hal yang tidak berguna, semua ada harganya! Bisa saja saya membuatkan desain kem dengan TENAGA besar di RPM tinggi, tapi dosa bagi saya jika merendahkan dan mengkritik para desainer noken as standard pabrikan. Karena tujuan mereka menciptakan noken as itu untuk tujuan berbeda, dan seringkali penggunaan untuk RPM rendah – tengah.
Begitupula banyak mekanik yang mengatakan mesin dengan setang piston pendek adalah sebuah kerugian! Saya disini ada untuk memberitahukan bahwa mereka yang berkata sampah seperti itu haruslah malu pada diri sendiri – bukan hanya karena desainer tim pabrikan memiliki originalitas desain dan criteria dalam mencapai tujuan. Mungkin kata-kata saya mengejutkanmu, kamu tidak akan mencapai tingkat peningkatan TENAGA hanya dengan memperpanjang setang piston, karena kompresi, durasi kem dan aliran flow kepala silinder berubah. Sudut titik mati kruk as berubah, dan ini merubah semuanya.
Pada kenyataanya, mungkin akan mengejutkanmu, bagaimana Suzuki Smash bisa kencang dipakai roadrace oleh Ibnu Sambodo, dan jika kamu memperhatikan lomba drag bike tanah air, bagaimana bisa sebuah Honda Astrea Prima dengan kapasitas silinder hanya 105cc dan stroke lebih pendek daripada Yamaha Jupiter bisa menembus 8,9 detik pada lintasan 201 meter dengan capaian top speed lebih tinggi. Kenapa? Karena dengan stang pendek akan ada kesempatan beberapa saat di TMB piston berhenti ( 2 – 3 derajat ) sehingga dengan setang piston pendek kamu bisa menambah durasi katub masuk menutup hingga 4 derajat lebih lama ( 2 derajat di open & 2 derajat di close point ).
Hanya mekanik handal yang sudah lelah bereksperimen dengan perbandingan kruk as, stroke, dan panjang setang piston sehingga mampu memanfaatkan penggunaaan setang piston panjang maupun pendek sehingga mereka tidak terjebak pada kesalahan menentukan durasi noken as.

Tidak ada komentar: